Senin, 01 November 2010

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Menjelang diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, telah terjadi beberapa peristiwa penting, diantaranya
1. Pemanggilan Tokoh Indonesia ke Dalat, Vietnam
Tanggal 9 Agustus 1945, Marsekal Terauchi, panglima besar tentara Jepang di Asia Tenggara, memanggil Ir. Soekarno, Moh Hatta, dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat ke markasnya di Dalat (Saigon). Ia kemudian menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan ini dilatarbelakangi keinginan menarik dukungan dan simpati lebih banyak dari bangsa Indonesia karena pada saat itu tentara Jepang semakin terdesak oleh sekutu.
Sebenarnya, pertemuan di Dalat tersebut merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, peristiwa ini merupakan pemicu terjadinya perbedaan pendapat antara tokoh golongan tua dan golongan muda.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Berita peristiwa pemboman kota Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945, disusul penyerahan Jepang kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945, meskipun ditutup-tutupi, pada akhirnya sampai juga ke telinga para pemuda melalui siaran radio BBC di Bandung. Hal ini memperkuat tekad para pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah mendengar kekalahan Jepang tersebut, tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda berkumpul di ruang belakang gedung Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur No. 13, Jakarta, di bawah pimpinan Chaerul Saleh. Pertemuan ini membahas kekalahan Jepang dan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Hasil keputusannya dalah bahwa kwmerdekaan Indonesia adalah masalah bangsa Indonesia sendiri yang tidak dapat digantungkan pada bangsa lain. Oleh karena itu, proklamasi kemerdekaan harus dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Para pemuda segera mengirimkan utusan (Wikana dan Darwis) untuk menghadap Ir. Soekarno dan Moh. Hatta guna menyampaikan hasil rapat tersebut. Namun, kedua tokoh ini menolak gagasan pemuda tersebut dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan mempunyai tugas memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia. Selain itu, Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah lemerdekaan Indonesia dalm sidang PPKI tanggal 16 Agustus 1945.
Wikana dan Darwis melaporkan hasil pembicaraan dengan Soekarno-Hatta kepada para pemuda yang telah berkumpul di Asrama Menteng 31 pada pukukl 24.00 wib. Para pemuda tersebut antara lain Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, Surachmat, Johan Nur, Singgih, Mandani, Sutrisno, Sampun, Subadio, Kusnandar, Abdurrahman, dan Dr. Muwardi.
Setelah para pemuda mendengar hasil laporan tersebut, para pemuda merasa kecewa sehingga suasana rapat menjadi panas. Akhirnya, diputuskan perlunya unutuk mengamankan Soekarno-Hatta keluar kota yang jauh dari pengaruh Jepang. Persoalan Soekarno-Hatta selanjutnya diserahkan kepada Syudanco Singgih dan kawan-kawan dari Peta Jakarta.
Dalam melaksanakan tugasnya, Syudanco Singgih didampingi oleh Sukarni dan Yusuf Kunto. Menurut Singgih, Soekarno-Hatta akan dibawa ke Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengamankan Soekarno-Hatta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar